![]() Demam Berdarah Dengue sering disebut pula Dengue. ASKEP ANAK DEMAM BERDARAH (DHF).rtf. Download as RTF, PDF.![]() Demam Berdarah Dengue sering disebut pula Dengue Haemoragic Fever ( DHF). ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK. Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang. Askep Demam Berdarah DHF.Demam berdarah adalah penyakit. Asuhan keperawatan gangguan sistem hematologi dengan kasus demam berdarah dengue pada tn. ![]() Askep Anak Dengan Demam Dengue ( DHF ). A. Pengertian. Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (Christantie Efendy,1. Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina) (Seoparman , 1. DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan beberapa nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat menyebar secara efidemik. Virus dengue sejenis arbovirus. Virus dengue tergolong dalam family Flavividae dan dikenal ada 4 serotif, Dengue 1 dan 2 ditemukan di Irian ketika berlangsungnya perang dunia ke II, sedangkan dengue 3 dan 4 ditemukan pada saat wabah di Filipina tahun 1. Asuhan keperawatan anak demam berdarah dengue. Asuhan Keperawatan Demam Berdarah Dengue Pdf. Askep Pada Pasien Demam Berdarah downloads at. Tipe I pada Penderita Demam Berdarah Dengue. ![]() Virus dengue berbentuk batang, bersifat termoragil, sensitif terhadap in aktivitas oleh diatiter dan natrium diaksikolat, stabil pada suhu 7. C. Keempat serotif tersebut telah di temukan pula di Indonesia dengan serotif ke 3 merupakan serotif yang paling banyak. Patofisiologi. Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty dan kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus- antibody. Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a,dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamine dan merupakan mediator kuat sebagai factor meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu. Terjadinya trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi (protombin dan fibrinogen) merupakan factor penyebab terjadinya perdarahan hebat , terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF. Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah , menurunnya volume plasma , terjadinya hipotensi , trombositopenia dan diathesis hemorrhagic , renjatan terjadi secara akut. Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hipovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoxia jaringan, acidosis metabolic dan kematian. Demam tinggi selama 5 – 7 harib. Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie, echymosis, hematoma. Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri. Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati. Pembengkakan sekitar mata. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening. Tanda- tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah). Komplikasi. Adapun komplikasi dari penyakit demam berdarah diantaranya : a. Shock atau renjatan. Penurunan kesadaran. Derajat I : Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turniket positi, trombositopeni dan hemokonsentrasi. Derajat II : Manifestasi klinik pada derajat I dengan manifestasi perdarahan spontan di bawah kulit seperti peteki, hematoma dan perdarahan dari lain tempat. Derajat III : Manifestasi klinik pada derajat II ditambah dengan ditemukan manifestasi kegagalan system sirkulasi berupa nadi yang cepat dan lemah, hipotensi dengan kulit yang lembab, dingin dan penderita gelisah. Derajat IV : Manifestasi klinik pada penderita derajat III ditambah dengan ditemukan manifestasi renjatan yang berat dengan ditandai tensi tak terukur dan nadi tak teraba. Pemeriksaan penunjanga. Darah. 1) Trombosit menurun. HB meningkat lebih 2. HT meningkat lebih 2. Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3. Protein darah rendah. Ureum PH bisa meningkat. NA dan CL rendahb. Serology : HI (hemaglutination inhibition test). Rontgen thorax : Efusi pleura. Uji test tourniket (+)8. Pemberian makanan lunak . Pemberian cairan melalui infus. Pemberian cairan intra vena (biasanya ringer lactat, nacl) ringer lactate merupakan cairan intra vena yang paling sering digunakan , mengandung Na + 1. Eq/liter , K+ 4 m. Eq/liter, korekter basa 2. Eq/liter , Cl 1. 09 m. Eq/liter dan Ca = 3 m. Eq/liter. d. Pemberian obat- obatan : antibiotic, antipiretik,e. Anti konvulsi jika terjadi kejangf. Monitor tanda- tanda vital ( T,S,N,RR). Monitor adanya tanda- tanda renjatanh. Monitor tanda- tanda perdarahan lebih lanjuti. Periksa HB,HT, dan Trombosit setiap hari. Tumbuh kembang pada anak usia 6- 1. Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran berbagai organ fisik berkaitan dengan masalah perubahan dalam jumlah, besar, ukuran atau dimensi tingkat sel. Pertambahan berat badan 2 – 4 Kg / tahun dan pada anak wanita sudah mulai mengembangkan cirri sex sekundernya. Perkembangan menitik beratkan pada aspek diferensiasi bentuk dan fungsi termasuk perubahan sosial dan emosi. Motorik kasar. 1) Loncat tali. Badminton. 3) Memukul. Motorik kasar di bawah kendali kognitif dan berdasarkan secara bertahap meningkatkan irama dan kehalusan. Motorik halus. 1) Menunjukan keseimbangan dan koordinasi mata dan tangan. Dapat meningkatkan kemampuan menjahit, membuat model dan bermain alat musik. Kognitif. 1) Dapat berfokus pada lebih dan satu aspek dan situasi. Dapat mempertimbangkan sejumlah alternatif dalam pemecahan masalah. Dapat membelikan cara kerja dan melacak urutan kejadian kembali sejak awal. Dapat memahami konsep dahulu, sekarang dan yang akan datangd. Bahasa. 1) Mengerti kebanyakan kata- kata abstrak. Memakai semua bagian pembicaraan termasuk kata sifat, kata keterangan, kata penghubung dan kata depan. Menggunakan bahasa sebagai alat pertukaran verbal. Dapat memakai kalimat majemuk dan gabungan. Dampak hospitalisasi. Hospitalisasi atau sakit dan dirawat di RS bagi anak dan keluarga akan menimbulkan stress dan tidak merasa aman. Jumlah dan efek stress tergantung pada persepsi anak dan keluarga terhadap kerusakan penyakit dan pengobatan. Penyebab anak stress meliputi ; a. Psikososial. Berpisah dengan orang tua, anggota keluarga lain, teman dan perubahan peranb. Fisiologis. Kurang tidur, perasaan nyeri, imobilisasi dan tidak mengontrol diric. Lingkungan asing. Kebiasaan sehari- hari berubahd. Pemberian obat kimia. Reaksi anak saat dirawat di Rumah sakit usia sekolah (6- 1. Merasa khawatir akan perpisahan dengan sekolah dan teman sebayanyaf. Dapat mengekspresikan perasaan dan mampu bertoleransi terhadap rasa nyerig. Selalu ingin tahu alasan tindakanh. Berusaha independen dan produktif. Reaksi orang tuaa. Kecemasan dan ketakutan akibat dari seriusnya penyakit, prosedur, pengobatan dan dampaknya terhadap masa depan anakb. Frustasi karena kurang informasi terhadap prosedur dan pengobatan serta tidak familiernya peraturan Rumah sakit. B. ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORITIS1. Pengkajian. Pengkajian merupakan tahap awal yang dilakukan perawat untuk mendapatkan data yang dibutuhkan sebelum melakukan asuhan keperawatan . Adapun tahapan- tahapannya meliputi : a. Mengkaji data dasar, kebutuhan bio- psiko- sosial- spiritual pasien dari berbagai sumber (pasien, keluarga, rekam medik dan anggota tim kesehatan lainnya). Mengidentifikasi sumber- sumber yang potensial dan tersedia untuk memenuhi kebutuhan pasien. Kaji riwayat keperawatan. Kaji adanya peningkatan suhu tubuh ,tanda- tanda perdarahan, mual, muntah, tidak nafsu makan, nyeri ulu hati, nyeri otot dan sendi, tanda- tanda syok (denyut nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin dan lembab terutama pada ekstrimitas, sianosis, gelisah, penurunan kesadaran). Diagnosa keperawatan . Penyusunan diagnosa keperawatan dilakukan setelah data didapatkan, kemudian dikelompokkan dan difokuskan sesuai dengan masalah yang timbul sebagai contoh diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada kasus DHF diantaranya : a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan, muntah dan demam. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, tidak ada nafsu makan. Kurang pengetahuan keluarga tentang proses penyakit berhubungan dengan kurangnya informasie. Resiko terjadinya perdarahan berhubungan dengan trombositopenia. Shock hipovolemik berhubungan dengan perdarahan. Intervensi. Perumusan rencana perawatan pada kasus DHF hendaknya mengacu pada masalah diagnosa keperawatan yang dibuat. Perlu diketahui bahwa tindakan yang bisa diberikan menurut tindakan yang bersifat mandiri dan kolaborasi. Untuk itu penulis akan memaparkan prinsip rencana tindakan keperawatan yang sesuai dengan diagnosa keperawatan : a. Gangguan volume cairan tubuh kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan , muntah dan demam. Tujuan : Gangguan volume cairan tubuh dapat teratasi. Kriteria hasil : Volume cairan tubuh kembali normal. Intervensi : 1) Kaji KU dan kondisi pasien. Observasi tanda- tanda vital ( S,N,RR )3) Observasi tanda- tanda dehidrasi. Observasi tetesan infus dan lokasi penusukan jarum infus. Balance cairan (input dan out put cairan)6) Beri pasien dan anjurkan keluarga pasien untuk memberi minum banyak. Anjurkan keluarga pasien untuk mengganti pakaian pasien yang basah oleh keringat. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue. Tujuan. Hipertermi dapat teratasi. Kriteria hasil. Suhu tubuh kembali normal. Intervensi. 1) Observasi tanda- tanda vital terutama suhu tubuh. Berikan kompres dingin (air biasa) pada daerah dahi dan ketiak. Ganti pakaian yang telah basah oleh keringat. Anjurkan keluarga untuk memakaikan pakaian yang dapat menyerap keringat seperti terbuat dari katun. Anjurkan keluarga untuk memberikan minum banyak kurang lebih 1. Therapi, obat penurun panas. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, tidak ada nafsu makan. Tujuan. Gangguan pemenuhan nutrisi teratasi. Kriteria hasil. Intake nutrisi klien meningkat. Intervensi. 1) Kaji intake nutrisi klien dan perubahan yang terjadi.
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
August 2017
Categories |